Sabtu, 11 November 2017

What I Have Been Doing Recently

Posted by Unknown at 00.34 0 comments
I was caught on argument with someone on Instagram. She was my former partner at Mitsui.
Well, she posted a story on her IG with caption "Unmood". And I was like, "Gahh.. that word again". 
But I guess I was too stupid by giving some respond to her story, so I posted an insta story with caption, "FYI there is no such thing as unmood. It's Bad mood, or, not in the mood".

And guess what?
She replied my post right away, telling me to work as a teacher instead of working at the Bank. And again, I replied her comment, "I'm a volunteer english tutor, and FYI my degree is the reason why I work at the Bank". And she began to bark like a mad dog, acting like an adult by saying some stuff like work life etc etc which was mentioning how experienced she was compared to me. And I was like, seriously? I'm only correcting your grammar. Not your life or how experienced you are. Duh

Uh Oh, the main topic is I have been doing nothing, Haha
I have finished my degree so I literally have nothing to do, just waiting for my degree's certificate to be released from Uni so I can start working. YES, Working at the Bank (Not a teacher?) *I don't even what's the right way to say "Degree's certificate"

I'm kidding, I have one part time job now, which is babysitting my cousin's kids -_-. Thanks to Zac who kept forcing me to accept the offer, now I'm stuck with two little devils until I can start working. 

Actually it's not that bad, it's just.. I have never ever imagined in my life I would do this kind of job. I mean, it may a common part time job in most of western countries but not in Indonesia. It's just new to me. But I'm trying to enjoy this and the kids aren't that bad, they are cute and speak English well, so I'm enjoying what I've been doing recently, look after them and teach them basic English, Of course.  

Oh, and my graduation day is getting closer, I just can't wait to try my dress and to see Zac in December. Even though I am not so sure if he can come, yet I keep losing faith because he's been busy with uni and sort on money. I told him I really want him to come in December, I really want to share this moment to my love one, especially that mum has passed away, so yeah, I only have him. I know I'm so selfish, he's struggling with uni and has not much money, but, this is something that can't be repeated like birthday every year. This might be only one moment in a life time and I want him to take part on it. I might not break up with him if he couldn't come, but I know I would be forever feel disappointed and I would always bring that feeling whenever we got an argument.YES, that's so me, can't fully forget something that disappoint me.

And, I emailed one of my best friends, I forgot, a few days ago(?). So glad he replied my email. Wish we could talk more, but I know it would make me only miss him more. But I miss him already..
(I even told Zac about that and cried. Lol)
Luckily Zac is not the jealousy type of boyfriend. He's stupid, but completely accepts me for who I am. I can't ask more, except that he needs to start excercising and build muscles!!!!!! Bahaha
(But I can't ask that too, he never asked me to lose weight, so it's just too rude to ask him to build some muscle, I mean, before we ask someone to chance, we should chance ourselves first)
Zac even introduced me to one of his best friends. An army too. And he was quite sorta like me? BAHAHA kidding no kidding. He was like asking me if I weren't with Zac, could he have me. 
But yeah I thought it was only joking, but I didn't tell Zac that his friend was asking me that few times.
But he's a good guy, so I'm comfortable talking to him, and he was sweet by telling me that there's nothing to be worried anymore, I've got him and Zac. Isn't that the sweetest thing ever?????? Shut it Eny

Selasa, 10 Oktober 2017

Thank You

Posted by Unknown at 22.24 0 comments
Long distance relationship. Dia di Australia, gue di Indonesia. Jauh deh, yaa gak jauh jauh amat sih.
Karena pacar gue tentara, jadi gak bisa asal posting foto dia di sosmed. Ku berasa Descendant of The Sun.. *Ih gak banget asli haha

Kali ini mau cerita gimana baik dan sayangnya dia sama gue, bahkan setelah apa yang gue lakuin, dia masih setia.
Kita awal ketemu itu sekitar maret tahun 2016. Awalnya itu gue lagi deket sama bule Russia yang lagi kerja dan tinggal di Indo. Kita juga cuma temen aja, gak banyak ngobrol. Sampe sekitar sebulan seteleh agak lost contact, gue beraniin buat chat dia lagi, intinya sih mau curhat gitu, tapi malah dia yang chat gue duluan. Dan dari situ kita lanjut chattingan sampe 2 minggu kemudiannya dia nyatain suka sama gue,"Do you want to be my girlfriend?" *Anjay

Tanpa pikir panjang, gue terima aja. At first, I didn't really kinda like him, but he's an army so I said to myself "Isn't that what you want? having an arterima, "YES" .
my as your boyfriend? You'll never know what's gonna happen, take it or leave it". Yaudah lah gue

Awal pacaran ya biasa aja, dan karena menurut gue mukanya juga biasa aja, jadi yang gak terlalu menggebu gebu gitu. Tapi namanya pacaran ya, makin lama makin suka dan sayang. Ibarat singkong rasa keju, begitulah perasaan gue ke dia. Lama lama merasa "Kok dia ganteng juga ya??" *Enggak sih haha

Selama pacaran 1 tahun lebih ini, kita udah putus 2 - 3 kali kalo gak salah, dengan alasan yang sebenernya agak sensitif sih, iya, apalagi kalo bukan "Religion", obviously. Kita beda agama, dan itu jadi penghalang yang lumayan berat, karena awalnya ya dia ngotot dengan kepercayaannya. "I can't imagine myself as a muslim", that's what he said, So am I, I can't imagine myself as non muslim. 
Tapi dari putus, nyambung lagi, sampe suatu hari ketika gue bilang mau putus, dan satu satunya jalan untuk balikan adalah dia jadi mualaf, lalu dia bilang, "Annie, I will convert if that's what you want". *When the truth is I didn't expect he would say that, I was only making an excuse because that time I was falling in love with someone else and I didn't want to hurt him more knowing I fell out love with him* I know, shame on me. Tapi, karena pernyataannya itu pun yang buat gue menjadi mantap untuk balikan walaupun gue merasa gak bisa sayang yang sama lagi ke dia setelah gue suka sama orang lain.
Tapi, mungkin namanya takdir, kita balikan dan masih pacaran hingga sekarang. Dan gak pernah lewat satu haripun dia lupa bilang "I love you". Ohiya, alasan waktu itu gue putus juga bukan karena gue suka sama orang lain juga, tetapi karena ada beberapa sikap dia yang menurut gue susah banget di tolerir, dan kesibukannya sama kuliah bikin dia jadi super duper hambar, disitu gue merasa stagnan dan bodohnya, disitu juga gue malah deket sama orang lain dan punya drama sendiri sama dia. DAN kocaknya lagi, dia pun punya pacar tapi gak kasih tau gue, jadi kita sama sama bohong dan bilang single padahal masih punya pacar. Bahaha
But, you know, the deepest secret (That's not a secret anymore) is, I might still love that guy who stupidly had a gf and didn't tell me in the first place. I might still like him more than he knows, I guess until now. But there's always something that's better remain in your heart, like him..

Dan pacar gue,
One thing I'm sure is, he never leaves me. Even when my mum passed away, he was there for me, shockingly cried because he was just shocked as same as me. Dan segala bantuan baik finansial dan psikologis, sampe temen gue bilang, "Baik banget si masnya, jangan disia siakan punya pacar kayak gitu". Padahal dia di Australia sana, tapi loyal dan bersedia ngebantu gue yang sejatinya bukan siapa siapanya secara legal. Selalu kirim barang atau makanan jauh jauh dari Australia ke Indonesia, kirim surat layaknya dia lagi di tugas negara. Merasa kayak pacaran jaman dahulu sama tentara di era perang dunia. Lol

Senin, 18 September 2017

Sidang Kompre Manajemen Gunadarma - BA Cons, Finally!

Posted by Unknown at 22.21 0 comments
Finally! I am not a student anymore :D

Sidang yang bikin deg-degan, karena gue cuma belajar efektif H-2 sebelum sidang, gak bisa belajar dengan leluasa karena gue kemaren lagi internship selama 3 bulan, dan manalagi gue gak nyaman sama suasana kerja yang bikin uring-uringan; kerja, sidang, gak ada persiapan = DORR!

But I did it! Alhamdulillah. Gue bisa resign bertepatan dengan sidang, dan sekarang gue officially jobless. Lol

Langsung aja, jadi gue baru banget belajar itu H-7 sebelum sidang. Awalnya gue berpikir pembukaan daftar sidang itu awal september, gak taunya itu adalah masa sebelum kena bayar BPP (Oh kenapa sih kampusku duit mulu?). Jadi semua serba terburu-buru; belum kursus, belum ambil sertifikat PI, belum UM, belum belajar, ditambah kerja 8 jam tiap hari. Kebayang gak gimana udah malesnya gue karena semua urusan belum selesai?
Tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar, satu persatu gue selesaian kewajiban mulai dari PI sampe UM dan kursus, dan memutuskan untuk enggak UM banyak karena gak punya waktu.

H-7, hari minggu, gue full belajar satu matkul, yaitu Manajemen Keuangan.
Oh iya, ada 3 matkul yang gue pilih: Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Strategik (Strategik itu Matkul pilihan).
Gak masuk sama sekali di otak karena isinya rumus, tapi karena gue suka perbankan, jadi istilah-istilah keuangan gue bisa paham lebih cepet ketimbang pemasaran.
Setelah pusing sama rumus, gue memutuskan untuk belajar di sela-sela istirahat di kantor, dan hanya fokus sama Manajemen Keuangan pas di rumah.

Tapi tebak apa? Selama di kantor, gue sama sekali enggak ada waktu untuk belajar! Jadi mau gak mau gue minta hari libur di hari kamis untuk full belajar Manajemen Pemasaran dan Strategik *FYI sidang di hari sabtu*
Di hari kamis itu gue full dari siang sampe tengah malem belajar semua matkul, gak terkecuali. Gue tulis ulang rangkuman, dan tulis lagi di MS Word. Capek, but worth it. Lama-lama mulai paham, walau masih keliru-keliru artinya. Sampe nangis pas vidcall sama pacar, dan dia jadi ikut bantuin ajarin Manajemen Keuangan which is useless because how could I understand finance in English when I didn't even know how to explain it in Indonesia??
Jadi sia-sia banget si Zac nerangin panjang lebar tentang NPV, PV, FV di vidcall sampe ngasih contoh kasus. Gue jawab cuma, "Ohh okay, that makes sense. Hm.. Ok... Ok ok.. hmmm" *dalam hati: si dodol, ngomong apaansih lau?

Hari H... *JENG JENG*
Berangkat dari rumah jam 5 pagi naik motor sama Raysa, sampe kampus kenari jam 6 kurang. PERJUANGAN.
Nunggu briefing jam 7 pagi, udah mulai deg-degan walaupun udah PD karena gue udah belajar semua materi jumat malem.
Pintu di buka dan mulai masuk ke ruangan masing-masing, buat skripsi sama kompre beda ruangan. Yang kompre di lantai 5. Sampe sana dengerin arahan panitia dan mulai dipanggil jadi beberapa orang untuk mulai diuji sama dosen.
Gue kebagian diuji jam 11 sampe jam 2 siang karena satu dosen telat dateng. Bayangin, dari pagi gue sampe terus panas gak ada AC pas briefing, nunggu dosen dapet bagian kelas di deket balkon, panas-panasan, belum makan, gak ada minum. Dewa penolong waktu itu Intan pas nawarin ada makanan, gue udah gak mikir dan langsung turun ke lantainya Intan karena udah pusing banget haha.
Selesai makan gue balik lagi ke lantai gue diuji, dan nunggu dosen terakhir buat nguji.

Nah, untuk rangkuman pertanyaan kira-kira begini:
(Penguji gue waktu itu: MK bu Sri, MP bu Peni, MS bu Renny)

MK: Mau cepet atau lama? Belajar dari buku siapa? coba bawa sini.
Gue: Cepet bu. Arthur J Keown, iya bentar bu.
MK: Yaudah, belajar apa aja dari buku itu? Ibu gak mau catetan kamu.
Gue: Rasio keuangan sama metode kelayakan investasi bu.
MK: Yaudah sebutin pengertian analisis rasio keuangan beserta rumusnya
Gue: aos%@^&!hjak$^%71^*!)@*ia&*&@*(&)!
MK: Udah selesai, sekarang kamu ke bu Peni

MP: Belajar apa aja?
Gue: STP, pengertian manajemen pemasaran, dll. Aduh saya bingung bu kalo ditanya belajar apa aja Haha
MP: haha yaudah coba jelasin segmen pasar terus dasar segmentasi itu apa?
Gue: uo%78257*^^*)*sj(%@01-^^^%%@*1-j;
MP: Jadi ini tuh blablablablablabla (Ada yang keliru jawaban gue)

Setelah istirahat, dilanjut sama bu Renny

MS: Coba sebutin strategi yang kamu tau
Gue: BCG, Swot, BMC
MS: Nah BMC coba, jelasin penerapannya beserta contoh kasusnya.
Gue: *Panjang lah pokoknya + salah salah ngomong dikit)

Keluar dengan perasaan lega dan yakin bisa jawab semua dengan baik, karena selama gue ditanya gue gak disuruh keluar buat belajar atau balik lagi ke ruangan.
Selesai semuanya, gue turun ke lantai 1 bersama orang orang yang udah selesai sidangnya untuk nunggu pengumuman kelulusan.
Makin lemes dan pusing disitu karena dehidrasi + kepaasan selama sidang + capek ngantuk lesu galau.

Jam 3 dipanggil semua yang kloter 2, dan dikasih arahan + nasehat sama panitia dan dosen supaya jangan berkecil hati kalau seandainya gak lulus sidang.
Sampe akhirnya dipanggil namanya satu-satu untuk bagi kelompok, dan gue dipanggil di kelompok 1.

"KELOMPOK 1, LULUS"

ALHAMDULILLAH! 

Keluar ruangan dengan perasaan lega dan bahagia, keluar ruangan dengan gelar SE.






 

YAY!
(Udah lah ditutupin mukanya pake apel sama setan, mukanya udah gak karuan soalnya efek kelaperan)

Thank you semuanya dan kampus, akhirnya gak harus UM lagi hahaha


Minggu, 06 Agustus 2017

What I Miss...

Posted by Unknown at 02.01 0 comments
I miss how we used to be,
So vibrant, so honest, so wild and free. 
I miss the way you would understand,
Listen carefully, and be there when I needed a hand. 
I miss our long, random talks at night,
Our private conversations,
Our silly little fights. 
I miss the way you could read my mind,
Know what to say when words were hard to find. 
I miss the way you could brighten my day, make me forget the mistakes,
Make the pain go away. 
I miss how you made me laugh, hate when I'm mad.


-

Minggu, 23 Juli 2017

Why Life Feels Impossible Recently

Posted by Unknown at 16.43 2 comments
Bahah It seems like I'm a pessimistic bitch (It's an absolute fact about me not "seems" haha). My anxiety becomes more and more unbearable recently, like I can't be positive at all about my life and all I wanna do is quit and bring my comfort zone back.

A lot of my friends and family advise me to hang in there a bit longer. But all I can say, every time I thought I finally understood how this accounting software works, I was wrong!
I have made some mistakes for like 3 times already in my 6 days at work. *Kill me*
3 or 4 times? 
Okay these all I can remember atm:
1. Wrong date input 
2. Wrong amount input 
3. Release invoice without checking the customer's balance, turned out that customer had not fully paid its bill yet! (Kill me kill me!) 
4. Something that wasn't my fault but had to take a responsibility for it.

Okay, 4 times in a week. 

I even messaged my junior (A finance student) and my seniors in my former office where I was doing an internship about my current job. I asked them a lot about accounting stuff, like what does this mean, why is it like this, like that, how to know this, that, BLA BLA BLA. That makes me look so stupid, I kept saying I had been studying economics for 7 years: This is the result.

Luckily my senior didn't say "Ask another employee in your office instead". I would be dead embarrassed if she said that.
I could ask other employees in my office, but I didn't want to. Since I'm not close to any of them yet. That just makes me feel awkward asking them more and more knowing I have made mistakes even after I asked them how things work. They might have decided to fire me after 2 months, or sooner.
SOOOOO Pessimist. How to kill my negative thoughts?
 

Minggu, 16 Juli 2017

It's Been Only Three Days

Posted by Unknown at 22.16 0 comments


I KNOW
It's been only three days.
But it feels like WTF, already. I know it will sounds like excuses, but,
I HATE ACCOUNTING!
I kinda have love-hate relationship with the whole economics thing.
I hate finance.
I hate quantity data--that's why I chose SWOT as my thesis, because I enjoy working with qualitative data which I can share my thoughts through writing.
I hate formulas, I hate math.
That's not my passion at all.

A lot of excuses.

I still remember the manager asked me, "What would you do if you were stress at work? In case there will be so much pressure when you're working here"
And I was gladly and confidently answered him, "Remember why I choose this job and what I want to achieve in the future" *Something like that.
Now I will gladly say to myself that I was a big LIAR during the interview LOL (Aren't we all?)
I don't know if I can do well.
I don't know if I want to.
Accounting was the only thing I had always tried to avoid when I was in high school (The funny thing is I was an accounting student in high school haha).
I was happier studying business management in University because I didn't study accounting much like I was in high school, although I had to study finance which I'm not fond of.

Some people told me to give up, some of them advise me to fight a bit longer and beat my anxiety. But I still don't understand with the whole accounting software thing at my office. Every time I thought I finally understood, I was wrong. And I don't know what I can do tomorrow without my mentor (Former internship accountant at my office). GAHH.. Life is just too cruel to my weak stupid heart and mind.

Can I stay a bit longer and finally enjoy working there?
Can I even be friends with all the employees there? They are so individualist.

Selasa, 11 Juli 2017

So.. Today Was...

Posted by Unknown at 22.48 0 comments
A very shocking day for me. Lol 
I got a call from company I was having interviewed with. 
They said if possible, I should start working from tomorrow. And I was like, "what???" 

It's the first time I get an internship job when I don't really want to get that job. You know what I mean? 
I didn't expect I would get this job. I didn't try so hard during the test and interview. And I remember I couldn't give a clear answer when they asked me about my pluses and minuses. 
I'm not even good at accounting and finance. 

Is it even a good thing for me? I'm gonna be working from tomorrow till October (I think). 
What will happen to my uni? 
I still have a course to attend,
A workshop to do, 
An aptitude test to finish,
Working on thesis before the final test. 

Can I even be organized with all those things while I'm full-time working? 

Ya ya ya... I'm the type of girl who worries about a lot of stuff before they even happen.
Can't help it, that's just the way I am 😂

Selasa, 13 Juni 2017

BAHASA INGGRIS 2 - Tips and Trick TOEFL (Reading)

Posted by Unknown at 01.19 0 comments
Nama: Heni Susanti
NPM: 14213041
Kelas: 4EA17

Reading Comprehension

Bagian ini merupakan bagian terakhir dalam tes TOEFL. Bagian yang paling panjang dan menyita waktu paling lama. Di bagian ini, peserta tes harus mengerjakan 50 butir soal dalam waktu 55 menit. Sehingga rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengerjakan satu soal adalah satu menit. Ini tentu lebih lama jika kita bandingkan dengan rata-rata waktu untuk mengerjakan satu pertanyaan SWE (Structure & Written Expressions) yang kurang dari 45 detik. 
Pada bagian ini, terdapat 5 bacaan (passage), dengan sejumlah pertanyaan (antara 7 - 13 pertanyaan) di bawahnya. Pertanyaan tersebut menanyakan informasi yang terdapat di dalam teks, baik informasi yang eksplisit (tersurat) maupun yang implisit (tersirat). Jadi, sesungguhnya bagian ini marupakan bagian yang paling mudah karena semua jawaban PASTI ditemukan di dalam bacaan. Yang terpenting adalah di mana letak jawaban yang kita cari itu. Jika kita termasuk orang yang hoby membaca, maka ada kecenderungan untuk mendapatkan skor yang lebih baik. Bahkan, bagian ini bisa dijadikan 'tambang nilai' untuk menutupi kekurangan pada Section Listening maupun Structure. 
Untuk mengerjakan bagian ini dengan baik, maka kita harus memiliki kemampuan teknik membaca yang baik. Dua teknik membaca yang harus dikuasai adalah skimming dan scanning
  • Skimming adalah membaca cepat sebuah teks untuk mendapatkan gagasan pokok, ide pokok, atau isi bacaan secara general. Pada skill ini kita tidak mencari informasi yang spesifik, hanya ide pokok bacaan yang kita cari. Sehingga tidak perlu membaca seluruh bagian bacaan. 
  • Scanning adalah memaca cepat sebuah teks untuk MENCARI informasi tertentu. Jadi kita memiliki pertanyaan terlebih dahulu dan mencari jawabannya dengan cara di-scan. Pada scanning, informasi yang tidak relevan dengan apa yang kita cari diabaikan. Sehingga dalam suatu scanning, kita harus memiliki ke words yang hendak kita cari di dalam bacaan. Pada umumnya, skill scanning inilah yang kita gunakan dalam mengerjakan soal-soal Reading Comprehension.    
Pada bagian Reading Comprehension ini, peserta cenderung untuk membaca teks terlebih dahulu baru kemudian mencoba menjawab pertanyaan. Hal ini sangat tidak disarankan. MULAILAH DARI PERTANYAAN DAN SCAN JAWABANNYA DI DALAM BACAAN. Jadi, membaca teks terlebih dahulu menjadi tidak efektif dalam konteks strategi scanning. Jika kita membaca teks terlebih dahulu dan menjawab pertanyaan kemudian, maka kita akan kembali lagi ke bacaan untuk menjawab pertanyaan Ini TIDAK EFEKTIF! Ada 4 jenis pertanyaan dalam Section Reading Comprehension: 
  1. MAIN IDEA question: yakni pertanyaan yan menanyakan gagasan pokok, ide pokok, tema, atau judul bacaan (bacaan TOEFL tidak disertai judul!). Jumlah pertanyaan ini hanya ada SATU dan umumnya diletakkan sebagai pertanyaan pertama dalam satu teks. 
  2. DETAIL question: yakni pertanyaan yang menanyakan informasi spesifik di dalam teks. Jawaban atas pertanyaan jenis ini terdapat di dalam bacaan secara EKSPLISIT (TERSURAT). Jumlah pertanyaan ini paling banyak dalam setiap bacaan. 
  3. IMPLIED question: adalah pertanyaan yang mirip seperti pertanyaan detail, dengan cara menjawab yang juga sama dengan menjawab pertanyaan detail. Namun, jawaban atas pertanyaan jenis ini ditemukan di dalam bacaan secara IMPLISIT (TERSIRAT). Jumlah pertanyaan ini tidak sebanyak pertanyaan Detail. 
  4. VOCABULARY question: adalah pertanyaan yang menanyakan sinonim atau mencari padanan kata yang maknanya paling dekat dengan kata yang ditanyakan. Menjawab pertanyaan ini HARUS DITEBAK BERDASARKAN KONTEKS KALIMATNYA. Hindarilah menebak hanya dengan mengandalkan pengetahuan kita saja tanpa mengeceknya di dalam kalimat bacaan. Selalu baca kalimat di mana sebuah kata ditanyakan secara utuh, lalu tebaklah berdasarkan konteks kalimat tersebut. Tidak ada cara lain untuk menjawab jenis pertanyaan ini kecuali dengan menebak berdasarkan konteks. 
Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana jika pertanyaan pertama bacaan adalah Main Idea? Pertanyaan yang menanyakan isi bacaan, atau gagasan pokok bacaan. Jawabnya adalah: LEWATILAH MENJAWAB PERTANYAAN MAIN IDEA, TAPI JANGANLAH MELEWATI MENJAWAB PERTANYAAN SELAIN MAIN IDEA. 
Hal ini dikarenakan LETAK JAWABAN SELAIN MAIN IDEA DIURUTKAN DARI ATAS KE BAWAH DI DALAM BACAAN
 Misalnya, pertanyaan No. 1 adalah Main Idea, tapi pertanyaan No. 2 adalah pertanyaan Detail, maka jawaban pertanyaan No. 2 ditemukan pada baris-baris pertama bacaan. Jika pertanyaan No. 3, misalnya, adalah Implied, maka jawaban pertanyaan ini letaknya di bawah pertanyaan sebelumnya. Terus seperti itu sampai pertanyaan terakhir. Jika kita kembali lagi ke pertanyaan No.1 tentang Main Idea, maka sekarang kita pasti bisa menjawabnya, karena kita sudah membaca bacaan dari atas hingga selesai. Namun pada saat yang sama kita juga selesai menjawab pertanyaan selain main idea karena letak jawabannya terurut di dalam teks. Nah, jika selama ini Anda memulai mengerjakan section III ini dengan membaca teks, sekarang mulailah mengerjakan section ini dari pertanyaan lantas scan-lah jawabannya di dalam teks. Kini kita bisa memperkirakan letak jawaban karena letaknya diurutkan di dalam teks. Mudah 'kan?
Berikut ini adalah rincian strategi menjawab setiap jenis pertanyaan pada Section Reading Comprehension: 

  1. MAIN IDEA QUESTION
  • Redaksi kalimat pertanyaan Main Idea di antaranya adalah: What is the topic of the passage?/ What is the subject of the passage?/ What is the main idea of the passage?/ What is the author's main point in the passage?/ With what topic is the author primary concerned?/ Which of the following would be the best title of the passage?
  • Jika ingin menjawab pertanyaan ini tanpa melewatinya, bacalah kalimat pertama di masing-masing paragraf. 
  • Pikirkanlah tema bacaan yang bisa disimpulkan dari kalimat-kalimat pertama di masing-masing alinea. 
  • Eliminasilah pilihan jawaban yang: terlalu umum, terlalu spesifik, atau tidak berhubungan sama sekali dengan topik bacaan. 
  • Jawaban atas pertanyaan main idea harus secara pas menjelaskan isi bacaan, tidak boleh lebih (cakupannya terlalu umum/luas) atau kurang (cakupannya terlalu sempit). 

Catatan: pertanyaan tentang 'main idea' ini tidak harus langsung dijawab. Biarkan saja kosong di lembar jawaban untuk diisi kemudian setelah menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan setelahnya. Namun, berhati-hatilah ketika menandai jawaban pada lembar jawaban. Jangan sampai menghitamkan pilihan untuk jawaban yang kita lewati. Dalam prakteknya, kita lebih sering harus melewati menjawab pertanyaan jenis ini ketimbang menjawabnya secara langsung. Membaca dan menemukan pikiran utama (main idea) di setiap paragraf dan menyimpulkannya kemudian menyeleksi jawaban yang sama dengan kesimpulan kita akan lebih lama dibanding kita mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang bisa langsung dijawab dengan cara scanning.   

Referensi: 
http://popi-irawan.blogspot.co.id/p/section-iii.html

Same Song

Posted by Unknown at 01.05 0 comments
Loving you when you're gone is like listening to my favorite song. I've just been listening to this one for far too long.  It's hard to stop listening when the birds sing it too. I guess in my world it really is a popular tune.  I've replayed it so many times that I sing it in my head. It's the last thing I listen to before I go to bed.  But we all know after a while all songs get old,  And after that while I'll learn to let go.

Source: https://www.familyfriendpoems.com/poem/same-song-1  

Rabu, 07 Juni 2017

Posted by Unknown at 04.56 0 comments

Sabtu, 27 Mei 2017

Hani J

Posted by Unknown at 12.38 0 comments

I had nothing cool to do today so I downloaded some Chicken soup for the soul pdf out of sheer boredom.

Of course I just scrolled down some stories and read it randomly until one title from a familiar indo-kinda-name attracted my attention.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


The difference between the possible and the impossible lies in a person's determination.



                                                               Tommy Lasorda


         The day I met Hani Irmawati, she was a shy, seventeen-year-old girl standing alone in the parking lot of the international school in Indonesia, where I teach English. The school is expensive and does not permit Indonesian studaents to enroll. She walked up to me and asked if I could help her to improve her English. I could tell it took immense courage for the young Indonesian girl in worn clothing to approach me and ask for my help. "Why do you want to improve your English?" I asked her, fully expecting her to talk about finding a job in a local hotel. "I want to go to an American university," she said with quiet confidence. Her idealistic dream made me want to cry.  I agreed to work with her after school each day on a volunteer basis. For the next several months, Hani woke each morning at five and caught the city bus to her public high school. During the one-hour ride, she studied for her regular classes and prepared the English lessons I'd given her the day before. At four o'clock in the afternoon she arrived at my classroom, exhausted but ready work. With each passing day, as Hani struggled v college-level English, I grew more fond of her. She work harder than most of my wealthy expatriate students.
          Hani lived in a two-room house with her parents two brothers. Her father was a building custodian and mother was a maid. When I went to their neighborhood meet them, I learned that their combined yearly inc was 750 U.S. dollars. It wasn't enough to meet the expen of even one month in an American university. Her enthusiasm was increasing with her language ability, I was becoming more and more discouraged. One morning in December 1998, I received announcement of a scholarship opportunity in American university. I excitedly tore open the envelope and studied the requirements, but it wasn't long before dropped the form in despair. There was just no was thought, for Hani to meet these qualifications. She never led a club or an organization, because in her such these things simply did not exist. She had no guide counselor and no impressive standardized test scores because there were no such tests for her to take. She did, however, have more determination than all student I'd ever seen. When Hani came into the classroom that day, I told her of the scholarship. I also told her to believe there was no way for her to apply. I encourage her to be, as I put it, "realistic" about her future and not plan so strongly on coming to America. Even after a somber lecture, Hani remained steadfast. "Will you send in my name?" she asked.
         I didn't have the heart to turn her down. I completed the application, filling in each blank with the painful true about her academic life, but also with my praise of h courage and her perseverance. I sealed up the envelope and told Hani her chances for acceptance ranged somewhere between slim and none. In the weeks that followed, Hani increased her study of English, and I arranged for her to take the Test of English Fluency in Jakarta. The entire computerized test would be an enormous challenge for someone who had never before touched a computer. For two weeks, we studied computer parts and how they worked. Then, just before Hani went to Jakarta, she received a letter from the scholarship association. What a cruel time for the rejection to arrive, I thought. Trying to prepare her for disappointment, I opened the letter and began to read it to her. She had been accepted.
           I leaped about the room ecstatically, shocked. Hani stood by, smiling quietly, but almost certainly bewildered by my surprise. The image of her face in that moment came back to me time and time again in the following week. I finally realized that it was I who had learned something Hani had known from the beginning: It is not intelligence alone that brings success, but also the drive to succeed, the commitment to work hard and the courage to believe in yourself.
Jamie Winship

The college I picked out costs $22,000 a year--

Senin, 15 Mei 2017

BAHASA INGGRIS 2 - Strategi Cara Menjawab Soal Structur Pada TOEFL

Posted by Unknown at 02.34 0 comments
Nama: Heni Susanti
NPM: 14213041
Kelas: 4EA17

Strategi Cara Menjawab Soal Structur Pada TOEFL
Bagian ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan tes TOEFL, meskipun jumlah soal yang diujikan relatif sedikit. 
Pertama-tama kita harus mengetahui tentang bagaimana cara mengerjakan masing-masing bagian itu. Section II ini terdiri dari 2 bagian, yakni Part A yang disebut Sentence Completion (melengkapi kalimat), dan Part B yang lazim disebut Error Identification (mengidentifikasi kesalahan gramatikal)

PART A SENTENCE COMPLETION
Pada bagian ini terdapat 15 pertanyaan, masing-masing terdiri dari 1 buah kalimat dengan kata dan/atau frasa yang dihilangkan. Kita diminta untuk memilih salah satu pilihan (a), (b), (c), atau (d) yang jika dimasukkan kalimat di atasnya menjadi benar secara gramatikal. Jadi dengan kata lain kita harus memilih MANA YANG BENAR.

PART B ERROR IDENTIFICATION
Pada bagian ini, terdapat 25 pertanyaan. Di masing-masing kalimat terdapat kata atau kelompok kata yang digarisbawahi ditandai dengan (a), (b), (c), dan (d). Kita diminta untuk mengidentifikasi bagian yang ditandai tersebut mana yang TIDAK tepat secara gramatikal. Dengan kata lain kita diminta untuk memilih MANA YANG SALAH.
Hati-hati!!! Jangan keliru mengerjakan dua bagian ini. Pahami instruksinya, sehingga ketika tes yang sesungguhnya, Anda TIDAK PERLU lagi membaca instruksi. Langsung saja kerjakan nomor 1!
Apa itu “structure”?
Apa pun bidang ilmu yang Anda geluti, Anda pasti mengenal konsep tentang "stuktur". Di dalam disiplin ilmu teknik, sosiologi, antropologi, seni, matematika, ekonomi, geografi, dan semua cabang ilmu pasti dikenal konsep dan istilah 'struktur' dengan definisi yang berbeda-beda. Namun jika kita perhatikan dengan seksama, ada satu benang merah dari semua definisi konsep yang berbeda-beda tersebut. 
Sebuah 'struktur' pasti mengandaikan adanya 3 hal utama, yakni:
1) bagian/unsur/elemen pembentuk struktur
2) keterkaitan/hubungan antarelemen/unsur/bagian tersebut
3) hukum/keteraturan/pola tertentu yang mengikat seluruh elemen/unsur/bagian

Oleh karena 'struktur' mengimplikasikan ketiga hal tersebut di atas, maka dengan cara yang sama pertanyaan-pertanyaan pada bagian Structure & Written Expression ini juga mengandaikan ketiga hal tersebut. Oleh karena yang menjadi satuan terkecil yang diujikan adalah kalimat (bukan paragraf seperti pada bagian ke-3), maka kita harus mampu mengenali:
1) elemen-elemen pembentuk kalimat
2) hubungan antarelemen kalimat
3) pola yang mengikat semua elemen tersebut.

Strategi Umum untuk Mengerjakan Part A
Pada bagian ini, ada sebuah kalimat yang bagian dari kalimat tersebut hilang. Dari 'paradigma struktural' yang saya uraikan di atas, maka cara yang paling tepat  untuk mengerjakan bagian ini adalah dengan mengetahui komponen mana yang dihilangkan pada kalimat, apakah komponen Subject, Verb, Complement, Object, Conjunction, Appositive, atau gabungan dari sebagian komponen-komponen tersebut. Jika ini pun tidak bisa dilakukan, maka kenalilah terlebih dahulu mana komponen yang ada, baru nanti terlihat komponen mana yang dihilangkan. Dengan mengetahui komponen apa yang dihilangkan, maka paling tidak kita akan mencari ke bagian pilihan yang memang kita perlukan dan mengeliminasi pilihan-pilihan yang salah. 
Contoh :
A camel ______________ 30 gallons of water in ten minutes.

(a) it can drink
(b) a large drink of
(c) can drink
(d) with a drink of
Soal di atas adalah tipikal soal Part A (sentence completion), di mana kita diminta untuk menentukan jawaban yang benar dari keempat pilihan yang diberikan.
Langkah 1: baca secara sangat sekilas kalimat tersebut
Langkah 2: tentukan secara cepat komponen apa yang dihilangkan
Langkah 3: eliminasilah pilihan-pilihan jawaban yang tidak mungkin dipilih (salah)
Langjah 4: jawablah pertanyaan tersebut

Jika dilihat, kalimat di atas memuat komponen Subject ('A camel') namun tidak ada komponen Verb-nya (dalam Bahasa Indonesia kita mengenal komponen ini sebagai Predikat). Jadi kita harus mencari Verb di dalam pilihan yang disediakan. Dari keempat pilihan, ada 2 pilihan yang BUKAN Verb, yakni pilihan (b) dan (d), sehingga secara otomatis kita akan mengabaikan dua pilihan ini. Pilihan jawaban (a) mengandung Verb, namun masih memuat Subject, yaitu 'it'. Karena kalimatnya sudah mengandung Subject, pilihan (a) oleh karenanya juga salah. Jawaban atas soal di atas adalah (c), mengingat hanya pilihan inilah yang memuat verb. Ingat, di dalam bagian ke-2 TOEFL (Structure) jawaban atas pertanyaan harus secara pas menjawab pertanyaan, Jika yang dihilangkan Verb, maka carilah Verb, tidak boleh kurang (tidak memuat Verb) atau lebih (mengandung komponen lain yang tidak diperlukan).  

TENTANG SUBJECT AND VERB
Komponen utama sebuah kalimat dalam Bahasa Inggris adalah Subject (S) dan Verb (V).
Namun istilah Verb (kata kerja) di sini sepadan dengan Predikat dalam Bahasa Indonesia. Mari kita lihat ilustrasi berikut ini:

Kalimat: Saya lapar.
Subjek: Saya
Predikat : lapar

Kalimat di atas hanya terdiri dari dua kata, 'saya' dan 'lapar'. Di dalam Bahasa Indonesia kalimat tersebut berterima secara gramatikal. Dilihat dari jenis katanya, komponen Subjek 'Saya' adalah kata ganti (Pronoun atau Pronomina), dan Predikatnya terdiri dari kata sifat  (adjective) 'lapar'. Sebuah kalimat yang hanya memuat satu Subjek berbentuk kata ganti dan satu Predikat berbentuk kata sifat atau kata benda (N) sangat dimungkinkan di dalam Bahasa Indonesia.
Namun berbeda halnya dalam Bahasa Inggris. Kalimat 'Saya lapar.' dalam Bahasa Indonesia tidak sama dengan "I hungry', meskipun saya = I, dan lapar = hungry. Kalimat Bahasa Inggrisnya harus "I am hungry." Sekarang, kalimat itu memuat 'am' antara I (saya) dan hungry (lapar). Dengan kata lain, ada tambahan komponen dalam Predikat Basa Inggris.
Selama ini kita mengenal 'am' sebagai salah satu dari 'to be'. Namun jika dilihat di kamus, lema 'be' dikategorikan sebagai kata kerja (verb). Oleh karena itu, perbedaan mencolok antara predikat Bahasa Indonesi dan Bahasa Inggris adalah bahwa predikat dalam Bahasa Inggris harus memuat kata kerja (verb), dan oleh karenanya kita akan menyebut komponen dasar kalimat Basa Inggris sebagai Subject & Verb (S + V), bukan lagi S + P.

Sekarang mari kita lihat, ada berapa jenis verb yang dapat mengisi komponen 'Predikat' dalam Bahasa Inggris:
1) To be: is, am, are, was, were, be, been, being.
2) Finite verb: drive, walk, write, say, dan varian lainnya seperti says, walks, writes, drives, sleeps, dan lain-lain. Termasuk dalam kelopok ini adalah bentuk ke-2 dari verb (V2/ past), yakni, drove, slept, wrote, said, walked, dll.
3) Modals: can, may, must, should, would. shall, will
4) Auxiliary verb: do, does, did, serta varian lainnya seperti have, had, has.
Tidak ada kalimat biasa dalam Bahasa Inggris yang tidak memuat salah satu dari kelompok di atas atau gabungannya. Ingat: Verb bentuk -ing (sleeping, driving, walking, writing, dll) tidak dimasukkan ke dalam kelompok di atas mengingat penggunaan kata ini ada aturannya tersendiri.

Sekarang cobalah soal berikut ini:
The President ______________ the election by a landslide. 
(a) won
(b) he won
(c) yesterday
(d) fortunately

S - V Agreement, Appositive, dan Object of Preposition

Tidak seperti dalam Bahasa Indonesia, di dalam Bahasa Inggris Subject harus berkesesuaian dengan Verb. Misal, dalam kalimat 'She is writing a letter' subject "She' dan verb 'is writing' berkesesuaian, karena jika saya menggantinya dengan 'are writing', maka antara subject dengan verb tidak berkesesuaian. Pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian ini cukup banyak ditemukan dalam soal TOEFL.
Pada umumnya, dalam konteks Present Tense dan beberapa Simple Past, S dan V harus berkesesuaian. Misalnya: 
We are students. We have been waiting for him for more that five hours.  She was eating dinner when I arrived.  
Perhatikan contoh yang lain:  The value of precious gems is determined by their hardness and brilliance.



Meskipun letak S dan V berjauhan seperti pada contoh kalimat di atas, mereka tetap harus berkesesuaian. 

Pada umumnya cara singkat untuk menghafalkan konsep ini adalah: 

S+s + V-s     


S-s + V+s

Artinya jika S-nya mengandung huruf 's' (jamak, misal Brothers) maka V-nya tidak menggunakan huruf 's' (misalnya work, bukan works). Begitu pula sebaliknya. Contoh.

My brothers work at the post office.

My brother works at the post office.


Aposisi (Appositive) adalah kata atau kelompok kata yang biasanya tidak mengandung S dan V, yang maknanya sama dengan S, atau menerangkan S. Ia bisa diletakkan antara S dan V yang diapit dengan dua tanda koma, atau bisa juga diletakkan sebelum S dan dipisahkan dengan satu tanda koma. 
Contoh: 
Influenza, a common disease, has no cure.
Aposisi-nya: 'a common disease'
atau bisa juga:    
A common disease, influenza has no cure.    

Sementara itu, sebuah S tidak boleh memuat kata depan (preposisi) seperti 'at, on, in, of, with' dll. Jika pada sebuah S kita menemukan kata depan, maka bagian tersebut tidak dimasukkan sebagai S. Misal, jika S-nya adalah: 'The value of precious gems' maka yang dihitung sebagai S untuk disesuaikan dengan V (lihat S-V Agreement) adalah bagian sebelum preposis, yakni 'The value' saja, mengingat kata-kata setelahnya diawali dengan preposis yaitu 'of'.
Jadi jika S 'The value of precious gems' memiliki V 'determines' maka S dan V tersebut TIDAK berkesesuaian. Jangan terkecoh dengan bentuk jamak setelah preposis. Awas, seringkali peserta terjebak. 

Perlu pula diperhatikan bahwa ada ada beberapa S yang menghendaki V yang tunggal atau jamak. Hal tersebut adalah beberapa pengecualian. Misal:
The number of.........               menghendaki V yang tunggal
The number of female doctors is..... (bukan 'are')
A number of.............               menghendaki V yang jamak
A number of students are...... (bukan 'is')
Kata-kata serapan dari Bahasa Latin dan Yunani berikut ini juga memiliki pola yang irregular: 
Tunggal: medium  ---> media (jamak)
               bacterium ---> bacteria
               datum ---> data
               alumnus --> alumni
               radius ---> radii
               alga --> algae
               vita --> vitae
               phenomenon --> phenomena
               criterion --> criteria
               index --> indeces

TENSES
Materi tentang tense adalah materi paling 'menyeramkan' ketika kita SMP atau SMA, mengingat ada banyak sekali pola dan rumus yang harus dihafal. Namun mari kita sederhanakan: Tense itu berkaitan dengan waktu. Secara logis, waktu yang dialami manusia hanya ada DUA saja, yakni MASA LAMPAU dan MASA SEKARANG! Bagaimana dengan MASA YANG AKAN DATANG? Wallahu 'alam bi murodih! Tidak seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esok! Itu sudah domainnya Yang Mahakuasa. Apa buktinya: misalnya bentuk waktu Future Tense Simple: 'I will go to Semarang next week' PASTI diucapkan pada masa sekarang! Jadi bentuk future itu akan diucapkan dalam kerangka waktu sekarang atau masa lampau.

Oleh karena bentuk waktu itu hanya 2 saja, PAST dan PRESENT, maka di dalam TOEFL pertanyaan tentang Tenses hanya berkutat di dua tenses ini saja. Mengapa demikian? Dari empat bentuk kata kerja, V1, V2, V3, dan V-ing, hanya V1 dan V2 lah yang berkaitan dengan waktu!! Contoh:

1) She is writing a letter (PRESENT)
2) She was writing a letter (PAST)

Penjelasan: dalam kalimat 1): kata dalam V yang menunjukkan Present adalah 'is' (V1) bukan 'writing'; dalam kalimat 2): kata dalam V yang menunjukkan Past adalah 'was' (V2) bukan 'writing'. Coba perhatikan apakah bentuk -ing 'writing' mengalami perubahan dikarenakan waktu? Jawabnya: TIDAK!! Sejujurnya, kita sering terjebak mengatakan bahwa V yang ada -ing nya (apalagi memakai salaitu tidak ah satu dari to be) itu adalah PRESENT. Mulai sekarang marilah kita pahami bahw V-ing itu tidak ada kaitannya apa pun dengan PRESENT!!!

Contoh lain:
1) She has written her thesis.
2) She had written her thesis.
Penjelasan: dalam kalimat 1) kata 'has' (V1) menunjukkan PRESENT, bukan 'written'; dalam kalimat 2) kata 'had'  (V2) menunjukkan PAST, bukan 'written'. Sekali lagi, kita kadang terjebak memahami V3 sebagai PAST, padahal V3 TIDAK ada urusannya dengan PAST!!!
Di dalam TOEFL, pertanyaan seputar Tenses hanya berkisar pada masalah apakah bentuk V-nya sudah sesuai dengan konteks kalimatnya ataukah belum; dan itu hanya tentang bentuk PAST dan PRESENT saja. Contoh:
In the Milkyway Galaxy, the most recently observed supernova has appeared in 1604. 
                                                                                                                                         
Verb 'has appeared' dalam kalimat di atas tidak tepat, mengingat penanda waktunya adalah lampau, yakni 1964.

RUMUS yang berkaitan dengan PENGGUNAAN VERBS

Setiap Verb memiliki 4 bentuk, yakni V1, V2, V3, dan V-ing. Masing-masing verb ini jika digunakan sebagai Predikat, artinya verb tersebut memiliki S di samping kiri atau kanannya, ada rumus tertentu yang perlu untuk dipahami dan, tentu saja, dihafalkan:

S + V1/s         :    They write letters every week.
                                     She writes a letter every week.
Penggunaan V1 langsung setelah S, tidak boleh memakai to be atau has, have, had!!

S + V2              : She wrote a letter last week.

Penggunaan V2 juga langsung setelah S!

S + to be + V-ing       :  She is writing a letter.

Penggunaan V-ing harus selalu disertai salah satu dari bentuk to be jika digunakan sebagai Predikat. Ingat: jika TIDAK sebagai Predikat, maka V-ing tidak boleh menggunakan to be!!!

Contoh: The boy standing in the corner is naughty.
Kata 'standing' dalam kalimat di atas BUKAN-lah sebuah Predikat,

S + has/have/had/to be + V3         : She has written a letter.

Penggunaan V3 harus selalu disertai dengan Has/have/had/ to be jika digunakan sebagai Predikat! Ingat: jika TIDAK sebagai Predikat, maka V3 harus 'sendirian'!!!

Contoh: The letter written last week arrived today.
Kata 'written' dalam kalimat di atas BUKAN Verb, melainkan hanya sebuah Adjective. Verb (Predikat) kalimat di atas adalah 'arrived'.
 
Sumber :

http://popi-irawan.blogspot.co.id/p/section-ii.html

https://letsstudyblog.wordpress.com/2012/02/11/tips-and-trick-menjawab-soal-structure-toefl/
 

Irreplacable Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review