Selasa, 26 November 2013

Sinopsis Novel Angkatan 66, The Catcher In The Rye

Posted by Unknown at 22.35

The Catcher In The Rye

Karya : J.D. Salinger




Judul Novel         : The Catcher In The Rye
Pengarang           : J.D. Salinger
Penerbit               : Banana Publisher
Halaman              : 300 hlm
Panjang Buku      : 19 cm
Sinopsis               :
               Menceritakan tentang perjalanan singkat(baca: 3 hari) hidup seorang remaja 16 tahun, Holden Caulfield, yang baru saja dikeluarkan (lagi) dari sekolahnya. Karena dia bodoh? Anehnya tidak. Dia dikeluarkan karena terlalu sibuk dengan pemikirannya yang idealis. Dia telah dikeluarkan 3 kali dari sekolah. Dan yang terakhir ini dari sekolah Pencey Prep di Agerstoon, salah satu sekolah top di Pennsylvania, dan dia berusaha menutupi hal ini dari keluarganya.
             
Holden bukanlah seorang remaja yang suka bergaul semasa sekolahnya, ia bercerita bahwa hidupnya sudah penuh dengan keburukan. Holden berpikir teman saat seasrama dahulu yang menurutnya adalah orang paling aneh dengan giginya yang hampir seperti lumutan, dan wajahnya yang bertaburan jerawat. Tak ada yang menarik baginya. Kawan-kawan Holden seperti Stradlater dan Ackley di Pencey, dan Luce dari Whooton School, hadir dalam cerita untuk mewakili anak-anak muda dari kalangan orang-orang kaya Amerika, yang kelak akan mewarisi Amerika dari generasi orang tua mereka. Namun bagi Holden mereka adalah orang-orang yang tak terpelajar sama sekali.

Ada saja hal yang membuatnya muak di sekolahnya. Nilai mata pelajaran, sampai teman-teman asramanya. Holden secara sengit mengomentari teman-temannya yang bejat dan perilaku “lancung” mereka. Holden tidak bisa menyampaikan ketersisihan yang ia rasakan kepada guru-guru dan biasanya ia membelokkan percakapan dengan mereka dengan menyampaikan kebohongan, terutama yang ia tahu sangat ingin didengar oleh mereka. Begitulah Holden.
 
Dari situlah (baca : sejak ia dikeluarkan dari sekolah sekitar menjelang natal) dia mulai berpetualang ke penjuru kota, dimana sosok Holden Caulfield adalah pemuda yang berusia dibawah 16 tahun yang masih labil jiwanya. Holden melihat kehidupan dari kacamata seorang pemberontak yang menganggap dunia orang dewasa adalah dunia yang penuh dengan kemunafikan.
Ia menumpang kereta pulang ke New York dan berdusta lagi kepada orang-orang dewasa untuk menutupi alasannya keluar dari Pencey.
Di New York, di mana orang tuanya tidak menghendaki kedatangannya, ia menyewa kamar hotel dan petualangannya dimulai. Ia masuk dan berkenalan dengan wanita-wanita paruh baya di bar, mengundang pelacur ke kamar, membuat kencan dengan teman lamanya, Sally Hayes, dan pertemuan itu berakhir dengan pertengkaran ketika ia meminta Sally lari bersamanya di belantara Vermont, dan sebagainya. Setelah mengantar Sally pulang, Holden pergi ke gedung bioskop, dan kemudian singgah sejenak untuk minum di sebuah hotel dengan teman lamanya yang memperlakukannya dengan buruk karena ia dianggap tidak dewasa secara sosial dan seksual. Dalam sebuah dorongan yang mendadak, Holden menemui guru kesayangannya Mr Antolini. Di sinilah Holden mendapatkan pengalaman yang ia tafsirkan sebagai tanda-tanda homoseksualitas.
Petualangannya di penjuru kota dengan berbagai pemandangan baginya dunia orang dewasa adalah dunia yang busuk, palsu, dan munafik semakin tak dapat menyembuhkan kesedihan Holden akan segala macam, bahkan Holden berniat untuk bunuh diri  hal itupun mengingatkannya pada adiknya, Allie (Sudah meninggal) dan Phoebe, yang ia pikir mereka adalah manusia paling manis dan normal sepanjang hidup Holden mengenal tiap manusia di dunia. Holden tak bisa dipungkiri adalah remaja dengan pemikiran yang idealis yang merindukan kehidupan masa kecil yang murni dan tulus (contoh Phoebe) tanpa konflik seperti kebanyakan orang dewasa.
Holden akhirnya mengendap-endap ke apartemen orang tuanya dan membangunkan adiknya Phoebe. Percakapan panjangnya dengan Phoebe ini memberikan kita informasi tentang sebagian motif Holden untuk menarik diri, juga mengungkap banyak tentang kepribadiannya, terutama kecintaannya pada kepolosan anak-anak dan hasratnya untuk menyelamatkan mereka dan penderitaan dan kebejatan pergaulan sosial orang dewasa.

Kutipan-Kutipan Penting Dari Sosok Holden
Kejujuran yang sangat kentara dalam pemikiran seorang remaja,

“ …aku langsung membayangkan diriku menangkap basah orang itu, dan bagaimana aku membenturkan kepalanya ke tangga batu sampai dia tahu rasa dan mati berkubang darah tapi aku tahu aku pasti tak punya nyali untuk melakukan itu. Aku tahu itu. Itu yang membuat aku semakin putus asa. Jujur”

Pemikiran idealis untuk seusia Holden,
 
“ . .kalau kita bersama orang yang agak kampungan juga, kita pun terpaksa ikut-ikutan berlagak kampungan

“. .Bro, ketika kamu meninggal, mereka benar-benar menghiasmu dengan berbagai macam. Aku sungguh berharap ketika aku meninggal suatu saat nanti orang-orang akan cukup membuang abu ku di sungai atau apalah. Apapun kecuali menahanku di kuburan sialan itu. Orang-orang datang silih berganti dan menaruh seikat bunga di perutmu di hari minggu, dan semua omong kosong itu. Siapa yang ingin bunga ketika sudah meninggal? Tidak ada

Inilah masalahnya. Kau tidak akan pernah bisa menemukan suatu tempat yang indah dan tenang, karena memang tidak ada. Kau mungkin berpikir itu ada, tapi ketika kau ada disana, ketika kau tidak melihat, seseorang akan diam-diam menulis "Bajingan lo" tepat dibawah hidungmu. Cobalah sesekali. Aku pikir, bahkan, ketika aku meninggal, dan mereka akan menguburku, dan aku akan memiliki nisan dan apalah itu, akan tertulis "Holden Caulfield" disitu, dan ada tanngal kapan aku lahir dan kapan aku meninggal, dan dibawahnya akan tepat tertuliskan "Bajingan lo". Aku yakin, memang seperti itu kenyatannya.
 

Irreplacable Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review