Minggu, 10 Maret 2013

Menara

Posted by Unknown at 21.14
John McNeil yang berusia 10 tahun lari bertelanjang kaki ke luar rumah, pada hari yang dingin dan berangin di bulan Februari itu, menuju menara listrik setinggu kira-kira  37,5 meter di belakang rumah. John tidak menyadari bahayanya menara itu, yang membawa tenaga listrik dari Hoover Dam ke komunitas di Arizona Selatan. Ia tidak tau bahwa di kawat peraknya, menara itu mempunyai tegangan listrik mematikan sebesar 230.000 Volt. Ia bahkan tidak menyadari bahwa ia lupa memakai sepatu. John adalah pengidap autisme. Ia tidak menyadari kenyataan, dan hidup dalam pikirannya sendiri. Hari itu ia bertekad memanjat ke puncak menara tersebut, untuk menyentuh langit dan merasakan seperti apa rasanya terbang.

Ia pernah mencoba memanjat jungle gym raksasa, tapi tak pernah berhasil melewati ketinggian 6 meter. Kakaknya, James, yang berusia 17 tahun, selalu mengawasinya dari jarak dekat. James selalu memastikan bahwa adiknya tidak akan celaka. Tapi hari ini berbeda, John lari ke luar rumah tanpa ada yang tau, sebelum James menyadari kepergiannya. James baru mengetahuinya ketika John sudah memanjat menara dan terus naik untuk mencapai langit. Seperti kebanyakan penderita autistik, John sama sekali tidak mempunyai rasa takut dan tidak mengerti akan rasa bahaya. Sebaliknya, James harus menghadapi hal yang paling ditakutinya---ketinggian.

James mengerti bahayanya menara listrik itu, tapi ia memilih untuk ikut memanjat menyusul adiknya. Dicobanya untuk tidak melihat ke bawah saat memanjat. Akhirnya James berhasil menyusul John. Dipegangnya erat-erat dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mencengkeram besi logam untuk membantu menstabilkan mereka berdua.
James gemetar hebat, kedinginan dan ketakutan, tapi ia tidak melepaskan pegangannya pada John. John meronta ingin terbang, tapi James memeganginya erat-erat. Tangan James sudah begitu beku dan ia takut kalau ia lepaskan pegangan, mereka akan jatuh dan mati bersama.

Menit berlalu menjadi jam, sementara mereka berpegangan pada batangan setebal 3 inci itu. James menyanyikan lagu untuk menenangkan debar jantungnya dan untuk mengalihkan perhatian adiknya dari tindakan penyelamatan yang sedang berlangsung di bawah sana.
Ratusan orang berkumpul di bawah menara tersebut. Mereka tampak seperti semut bagi James, yang sedang memandang dari tempatnya yang tinggi di atas. Helikopter mesia massa yang berisik mulai berputar-putar, mengirimkan gambar kedua anak yang berada di menara itu, berlatar belakang langit biru yang cerah, pada jutaan pemirsa televisi di seluruh negeri. Mobil pemadam kebakaran dan kendaraan pertolongan bergegas datang ke tempat tersebut. Seorang petugas pemadam kebakaran yang berani dan regu penyelamat teknis memanjat menara itu, ke tempat kedua kakak-adik tersebut berada. Dengan cepat ia mengikat mereka ke sebuah batangan logam.
Sebagian peralatan yang diperlukan untuk menyelamatkan James dan John adalah sebuah truk khusus yang disebut Condor. Untunglah ada satu Condor di sebuah lokasi pembangunan dekat situ. Para penyelamat dengan sabar menunggu kedatangannya, dan akhirnya truk itu tampak melaju menuju menuju menara tersebut. Setelah truk itu berhenti, dipasang sebuah platform ke tempat anak-anak duduk di batangan puncaj menara. Setelah dipasangi tali pengaman, kedua kakak-adik dan para penyelamat mereka, dengan hati-hati diturunkan ke tanah. Orang -orang di bawah bersorak-sorak dan bertepuk tangan.

James dianggap pahlawan oleh orang-orang, tapi ia tidak punya waktu untuk mendengarkan pujian mereka. Ia ingin mendampingi adiknya, John, dibawa ke rumah sakit untuk diberi perawatan karena terkena udara dingin.

Tidak semua malaikat pelindung memiliki sayap dan cahaya terang diatas kepala. Kebanyakan malaikat pelindung malah tak dikenali. Tapi pada hari yang dingin dan berangin itu, ratusan orang bisa melihat seorang malaikat pelindung---mungkin yang pertama dan satu-satunya bagi mereka--seorang pemuda 17 tahun bernama James.


                                                                                       Chicken Soup For The Kid's Soul
 

Irreplacable Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review